Jakarta, Nasionalnews.co.id – Semua negara di dunia tak bisa terhindar dari dampak negatif pandemi corona. Hal ini membuat banyak resesi di beberapa negara yang membuat pertumbuhan ekonominya menjadi negatif.
Seperti yang dilansir dari CNBC, bahwa Bank Dunia (World Bank) memprediksi ekonomi global hanya akan tumbuh 4% tahun depan. Prediksi ini didasarkan pada asumsi apabila vaksin Covid-19 dapat diterima secara luas di banyak negara serta pembuatan kebijakan baru yang dapat menambah masuknya investasi.
Dalam laporan “Global Economic Prospects (GEP)” yang dirilis pada Selasa (5/1/2021), meskipun ekonomi global tumbuh kembali setelah kontraksi 4,3% pada tahun 2020, pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak kematian dan penyakit.
Ini juga telah membuat jutaan orang jatuh miskin, dan dapat menekan aktivitas ekonomi dan pendapatan untuk jangka waktu yang lama. Hal ini cepat atau lambat harus diatasi segera
Untuk itu Bank Dunia menghimbau negara-negara untuk memperluas jangkauannya terhadap vaksin serta menetapkan pondasi ekonomi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
“Sementara ekonomi global tampaknya telah memasuki pemulihan yang lemah, para pembuat kebijakan menghadapi tantangan yang berat dalam kesehatan masyarakat, manajemen utang, kebijakan anggaran, bank sentral dan reformasi struktural ketika mereka secara beriringan juga mencoba untuk memastikan bahwa pemulihan global yang masih rapuh ini mendapatkan daya tarik dan menetapkan dasar untuk pertumbuhan yang kuat, “kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (6/1/2021).
Selain itu Malpass juga menyarankan negara-negara di dunia untuk memperbaiki iklim bisnis yang hancur karena pandemi.
“Untuk mengatasi dampak pandemi dan melawan angin sakal investasi, perlu ada dorongan besar untuk memperbaiki lingkungan bisnis, meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja dan pasar produk, serta memperkuat transparansi dan tata kelola,” tambahnya.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan resesi di beberapa negara di dunia. Hal ini disebabkan oleh peraturan penguncian yang ketat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona baru itu. Sejauh ini lebih dari 80 juta kasus infeksi Covid-19 telah ditemukan di seluruh dunia dan lebih dari 1,87 juta orang meninggal dunia. (Sam)