Daerah  

Dr. Septiana Agustin, M.Pd ; Bersemi di Tengah Pandemi

Semarang, Nasionalnews.co.id – Dinamika pergerakan sistem pendidikan di tengah pandemi terasa sungguh memprihatinkan. Arus mobilitas publik yang sedikit tersendat secara tidak langsung berdampak pada keterbatasan akses birokrasi, komunikasi, dan transportasi. Demikian pula dunia pendidikan mengalami kemerosotan yang cukup pesat, baik dari segi kualitas, kuantitas, dan kapasitas. Satuan pendidikan yang merupakan salah satu poros pembangunan bangsa, sekarang ini sedang mengalami penurunan di berbagai aspek dan substansi, diantaranya: (1) Kualitas akademik peserta didik selama BDR (Belajar dari Rumah) kurang terukur; (2) kurangnya perhatian orang tua yang sibuk bekerja untuk mendampingi anak belajar; (3) rendahnya motivasi guru dan juga siswa selama melaksanakan kegiatan pembelajaran daring (dalam jaringan); (4) tidak adanya fasilitas internet yang stabil untuk melakukan pembelajaran daring dengan sistem tatap muka secara virtual; (5) pembatasan kegiatan guru untuk mengoptimalkan kinerja mengajar secara daring (dalam jaringan), (6) penundaan berbagai kegiatan peserta didik yang bersifat soft skill seperti pekan olahraga, olimpiade, latihan kepemimpinan, bulan bahasa, pekan ilmiah, dokter kecil, dan pramuka, (7) kurang berfungsinya sarana dan prasarana yang biasa digunakan untuk memfasilitasi siswa selama belajar di sekolah; serta (8) kurangnya pemeliharaan lingkungan sekolah selama masa pandemi.
Himbauan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan selama penanggulangan covid-19 berdampak pada jadwal pembagian kehadiran guru di setiap satuan pendidikan. Penerapan work from home dalam rangka PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menjadi dasar munculnya prosentase 75% dan 25%, baik di kalangan pendidikan dasar, menengah, atas, maupun universitas. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang hadir di sekolah atau tempat kerja adalah 25% dari keseluruhan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan, sedangkan sebanyak 75% tetap bekerja dari rumah. Khusus satuan pendidikan dasar, menengah, hingga atas, cenderung terjadi ketidakseimbangan antara jumlah guru dengan beban kerja yang harus dikerjakan di sekolah. Hal itu berkaitan dengan perawatan sanitasi dan kebersihan sekolah, serta konsistensi pemeliharaan dan perilaku ramah lingkungan hidup. Akibatnya, kelestarian lingkungan sekolah menjadi kurang terawat dan terpelihara dengan baik.
Bergulirnya wacana PSBB diperpanjang secara berkesinambungan, menjadikan semua tenaga profesi khususnya guru perlu menerapkan strategi jitu agar kelangsungan kegiatan BDR dapat berlangsung optimal. Selain itu, diperlukan juga pembenahan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah agar tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Demikian halnya dengan SD Negeri Sudirman Kecamatan Ambarawa yang melaksanakan berbagai kegiatan selama pandemi. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas para pendidik dan peserta didik, menjaga hubungan baik antara pihak sekolah, guru, dan wali murid. Tidak kalah pentingnya yaitu terus bereksplorasi melalui ide-ide kreatif dalam rangka mempertahankan mutu pendidikan juga menjaga kelestarian dan perilaku ramah lingkungan hidup. Sejak November 2019, sekolah dasar di Kecamatan Ambarawa yang berupaya untuk selalu menjadi yang terdepan ini telah mengantongi predikat sebagai sekolah Adiwiyata di tingkat Kabupaten.
Sekolah bersih, lingkungan asri, dan pepohonan yang hijau cantik tanpa sampah plastik adalah slogan-slogan yang diterapkan oleh seluruh warga SD Negeri Sudirman. “Langkah kami tidak akan terhenti hanya karena kondisi yang belum pasti dan tidak bisa diprediksi, namun sebaliknya di tengah pandemi ini kami akan terus bersinergi untuk melestarikan lingkungan agar tetap bersemi” tutur salah seorang guru SD Negeri Sudirman. Setelah ditanyakan lebih lanjut, pengertian bersemi dipahami sebagai sesuatu yang indah dipandang karena kebersihan dan kelestarian lingkungan terpelihara dengan baik. SD Negeri Sudirman memiliki pemandangan yang hijau dan sejuk. Ada banyak pohon yang tumbuh menudungi sebagian halaman sekolah, bunga-bunga indah bermekaran di setiap taman kelas, serta rumput yang tumbuh beriringan di lapangan sekolah. Selain itu, SD Negeri Sudirman juga melakukan pembesaran dan pemeliharaan ikan lele, memaksimalkan perawatan kebersihan lingkungan sekolah, fungsi sanitasi, dan juga drainase, serta penghematan dalam menggunakan air dan listrik secara konsisten.

SD Negeri Sudirman memiliki lebih dari 100 pohon besar, salah satu jenisnya adalah pohon mangga. Daun-daun kering yang berjatuhan dikumpulkan untuk menjadi bahan membuat pupuk, sedangkan daun-daun yang masih muda diolah menjadi keripik daun mangga. Proses pembuatan dan pengolahannya cepat dan mudah, sehingga dapat dipraktikkan oleh siswa bersama orang tua di rumah masing-masing. Pandemi bukan alasan untuk memadamkan semangat belajar, bukan pula menjadi sebuah permakluman yang dapat menyurutkan kualitas dari kelangsungan kegiatan pembelajaran. Sebaliknya, pandemi menjadi sebuah titik balik untuk dapat bertahan di segala situasi yang mungkin di luar harapan. Pandemi bukan mimpi yang bisa hilang dan terlupakan dalam waktu singkat. Surutnya pandemi memerlukan proses panjang dan waktu yang tidak mampu ditargetkan. Oleh karena itu, GPBLHS merupakan salah satu kegiatan efektif di masa pandemi yang mampu memberikan energi positif. Tentunya bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar untuk bisa berdamai dengan kenyataan dan menyesuaikan keadaan tanpa banyak keluhan. GPBLHS (Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah) merupakan bentuk aksi nyata yang berdampak baik bagi seluruh warga masyarakat, untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan menghidupkan hasil-hasil alam melalui pemberdayaan yang bermanfaat.

Penerapan GPBLHS diwujudnyatakan secara serentak dan bahu membahu oleh seluruh warga SD Negeri Sudirman sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Semarang, Bupati dan jajarannya, serta pihak-pihak terkait. ”Memang bukan sesuatu yang mudah, namun untuk mendapatkan sesuatu yang indah, kita harus mengubah paradigma dan mau bersusah payah terlebih dahulu” pernyataan dari Kepala SD Negeri Sudirman. Dalam wawancara lebih lanjut, dikatakan bahwa seluruh warga sekolah selalu sigap mendukung rencana sekolah khususnya dalam rangka mendapatkan penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. Bahkan, sebagian besar wali murid turut berpartisipasi aktif dalam merawat kebersihan lingkungan sekolah, memelihara tanaman dan ternak, serta memberdayakan potensi hasil kebun sekolah untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti olahan makanan atau minuman sehat dan juga barang-barang dari bahan bekas.

SD Negeri Sudirman sebagai sekolah ramah lingkungan yang menerapkan program GPBLHS, memanfaatkan potensi alam untuk dijadikan produk unggulan yang kreatif, inovatif, dan inspiratif. Kegiatan–kegiatan tersebut antara lain: (1) Penanganan Sampah yang terdiri Kursi Set dari Botol Bekas, Pot dari Ban Bekas, dan Asesoris dari Bungkus Bekas; (2) Olahan Mangga yang terdiri dari Manisan Mangga, Keripik Daun Mangga, dan Sambal Mangga Muda; (3) Olahan Ikan Lele yang terdiri dari Nugget Lele, Dim Sum Lele, dan Stik Lele; (4) Olahan Pisang yang terdiri dari Keripik Pisang, Setup Pisang, Bolu Selai Pisang; dan (5) Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Pupuk Kompos dari sampah organik rumah tangga.

Semua kegiatan dan potensi sekolah yang dapat dijadikan sebagai produk inovatif dalam Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah. Kegiatan pembelajaran inovatif juga dirancang dalam bentuk pameran virtual yang dapat disaksikan di media sosial SD Negeri Sudirman. Pameran virtual dan berbagai jenis produk unggulan serta karya inovatif dari siswa-siswi SD Negeri Sudirman dapat dilihat lebih lanjut di Media Sosial, yaitu: (1) Instagram: sdnegerisudirman; (2) Website: sdnsudirman.sch.id; dan (3) Youtube Channel: SD Sudirman. Harapan seluruh warga sekolah, komite, dan seluruh wali murid adalah SD Negeri Sudirman kecamatan Ambarawa dapat menerima penghargaan Adiwiyata tingkat provinsi dengan hasil maksimal dan membanggakan.