Jakarta – KH. As’ad Said Ali mengatakan setahun kedepan fokus perhatian bangsa Indonesia tertuju pada pemilu Presiden dan pemilu legislatif. Namun ditengah kesibukan tersebut, kita tidak boleh lengah terhadap persoalan diluar pesta politik lima tahunan tersebut, khususnya potensi terorisme.
“Setidaknya ada 3 faktor penting yang mengharuskan kita untuk lebih mewaspadai ancaman terorisme,” kata mantan Waka-BIN tersebut kepada awak, Selasa, 29/8/23.
Pertama : Tampilnya Saif Al ‘Adl sebagai pemimpin Al Qaeda setelah meninggalnya Ayman Al Jawahiri terkena sasaran drone Amerika Serikat di suatu apartmen di Kabul Afganistan. Tampilnya pemimpin baru Al Qaeda biasanya diikuti dengan aksi teror yang bertujuan membangkitkan “semangat joang baru “,
Kedua. ; Saif Al ‘Adl adalah ex pasukan komando Mesir yang membelot ke Al Qaeda ketika masih berpangkat Letnan Kolonel. Dialah yang merancang dan pelaksana 2 peledakan bom sekaligus di Kedubes AS di Daressalam , Tanzania dan Kedubes AS di Nairobi Kenya pada 1998. Kedua ledakan di dua tempat yang berjauhan tersebut dilaksanakan dalam jam yang sama. Dua ledakan bom tersebut berhasil menewaskan 400 meninggal yang menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin tertinggi Al Qaeda yang tidak bisa dianggap enteng.
Ketiga. ; Sejak akhir 2021 terjadi perobahan strategi Al Qaeda dimana prioritas target aksi bom terorisme tidak lagi ditujukan ke negara Barat, tetapi diserahkan kepada cabang Al Qaeda di negara masing masing. Tujuannya adalah agar cabang cabang Al Qaeda lebih fokus menjatuhkan rezim di negara masing masing menyontoh keberhasilan Taliban yang telah mendirikan Emirat Islam Afganistan. (Red 01)