JAKARTA, Nasionalnews.co.id – Dalam perjalanan sejarahnya, bangsa Indonesia pernah saling tuduh menuduh antar sesama anak bangsa
KH. As’ad Said Ali, mantan wakil PBNU mengatakan pada periode pilpres yang lalu, ada pihak yang menuduh NU sama dengan PKI, hanya karena beda pilihan pilpres. Hal itupun dibantahnya dengan argumentasi yang tidak terbantahkan.
Menurut pengamatanya, akhir-akhir ini muncul tuduhan terorisme yang dialamatkan kepada suatu organisasi Islam. Banyak pengikut NU khususnya dari Banten, Jabar dan DKI yang aktif dalam Ormas tersebut, sehingga KH.As’ad perlu memberi penjelasan.
“Suatu ormas bisa disebut teroris jika Ormas tersebut menganut ideologi “ Salafi Jihadi “ yang memaknai jihad sebagai perang atau qital. Disamping itu Salafi jihadi juga mengkafirkan mereka yang menolak kholifah yang mereka angkat.( Takfiri ). Di Indonesia yang pantas disebut teroris atau terorisme adalah Jamaah Islamiah (JI ) dan pengikut ISIS semacam Anshar Ad Daulah, (MIT) Mujahidin Indonesia Timur dan pelaku teror sejenisnya,”tegas KH. As’ad.
Menurutnya, sungguh tidak bijak, memberi cap atau label teroris kepada ormas Islam apapun, kecuali yang jelas mempunyai ideologi seperti tersebut diatas. Ia khawatir tuduhan semacam itu suatu saat bisa dialamatkan kepada NU kalau berbeda pilihan presiden , sebagaimana pengalaman pilpres yang lalu yg menuduh NU Komunis.
“Masih belum hilang dari ingatan saya, Anshor / Banser dituduh pelaku tindak kekerasan ketika unjuk rasa membela presiden Abdurahman Wahid didepan kantor redaksi koran di Jawa Timur pada tahun 2000,” ujarnya, jakarta, jum’at, 18/12/2020.
KH. As’ad berharap, agar kita semua sebagai anak bangsa tetap berpegang teguh pada ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathoniah /kebangsaan dan ukhuwah Bashariah / kemanusiaan demi tegaknya NKRI untuk selama-lamanya.