Semarang, NASIONALNEWS.CO.ID – Dalam dekade terakhir, gula aren semakin diminati sebagai pilihan pemanis. Banyak orang kini memilih gula aren untuk minuman seperti teh dan kopi, ketimbang pemanis lainnya.
Untuk memahami lebih jauh tentang cita rasa dan aroma gula aren, tim media mengunjungi lokasi produksi di Cemanggah Kidul, Kelurahan Branjang, Ungaran Barat.
Teguh Basuki, pemilik usaha, menjelaskan proses produksi gula aren. “Proses dimulai dengan memasukkan air, gula pasir, gula aren, sodium benzoat food grade, xanthan gum food grade, dan garam ke dalam mesin. Mesin dihidupkan untuk memulai proses pengadukan dan pemanasan dengan mesin homogenizer, yang memiliki kapasitas produksi 25 liter per batch. Setelah proses pemanasan selama satu jam, cairan disaring menggunakan ayakan mesh 100 untuk menghilangkan bahan kasar sebelum dikemas dan didistribusikan,” ungkapnya, Jumat (16/8/24).
Komposisi setiap batch produksi 25 liter meliputi 25 kg gula aren, 10 liter air, 1,5 kg gula pasir, 20 gram sodium benzoat food grade, 20 gram xanthan gum food grade, dan 40 gram garam. Mesin homogenizer digunakan untuk mencampur dan memasak bahan baku.
Produk gula aren dengan merk paten “DANGOE” telah terdaftar dengan label halal sejak 30 Desember 2021 dan memperoleh izin usaha resmi bernomor: 1244000212009. Dalam tiga tahun terakhir, usaha ini telah memperluas distribusinya ke berbagai kota besar di Indonesia, termasuk Semarang, Salatiga, Surakarta, Jogja, Jakarta, Bandung, dan Denpasar-Bali.
Dengan omzet bulanan rata-rata di atas 40 juta rupiah, permintaan gula aren mengalami lonjakan pada hari-hari tertentu, menunjukkan popularitas yang terus meningkat. (NANO)