JAKARTA, Nasionalnews.co.id – Kedua tamu tersebut mempercayai Indonesia sebagai juru damai karena merupakan negara muslim terbesar dan reputasinya sebagai pemimpin dunia ketiga dan tidak mempunyai kepentingan khusus di Afganistan.
Kepercayaan itu bukan sekedar basa basi karena pernah dibuktikan dalam suatu perundingan pelepasan 17 warga Korea Selatan ( ahli geologi ).yang ditangkap Taliban diwilayah yang dikuasainya pada pertengahan tahun 2007.
“Taliban mensyaratkan, tahanan akan dilepaskan di perbatasan Afghan – Pakistan dengan “jaminan Indonesia” dalam bentuk kehadiran pejabat Indonesia cq Perwira BIN. Kepala Intelijen Korea Selatan meminta khusus agar BIN mengirimkan perwiranya dan hal itu disetujui,”pungkas As’ad Said Ali mantan waka BIN.Selasa (10/8/21).dalam keterangan kepada media,Nasionalnews.co.id
Lebih lanjut ditegaskan,Kini secara terbuka para pemimpin Taliban mengharapkan 4 negara muslim berperan sebagai pendamai yaitu Indonesia, Saudi Arabia, Iran dan Turki. Indonesia dianggap tidak mempunyai kepentingan khusus di Afganistan dan sesama Sunni ( aqidah sesuai pandangan Asy’ariah dan Maturidiah, mengikuti salah satu mazhab fiqh – Indonesia Syafi’yah – Afghan Hanafiah ).
Saudi berbeda aqidah dan fiqh dengan Afganistan ,tetapi dalam penerapan shariat Islam mirip dengan Arab Saudi ( formalistik ). Disamping itu Saudi diharapkan bisa memberikan bantuan finansial. Taliban juga mengharapkan keterlibatan Iran karena sekitar 12 persen penduduk Afghanistan pengikut Shiah ( Suku Azara ), sedangkan Turki ( angguta NATO ) dianggap mempunyai kedekatan dengan pemerintah Afghan sekarang ( ex Mujahidin) dan penduduk suku suku di Afghan yang erat hubungan budaya dengan bangsa Turki.
Dalam hai ini Taliban juga menerima kehadiran NU Afganistan yang salah satu pemimpinnya adalah ex Menteri agama Taliban yaitu Maulana Qolamuddin.
Hubungan NU Afganistan yang dipimpin Dr. Fazlani Kakar dengan Taliban khusus nya Fraksi Akhunjada cukup baik. Disamping itu NU Afganistan juga diterima baik oleh Pemerintah Afghanistan.
Dapat ditambahkan bahwa Taliban merebut kekuasaan dari pemerintah ( ex Mujahin ).pada 1996 ketika terjadi kekacauan sosial akibat salah urus dan Taliban dibawah kendali Mullah Umar berhasil menciptakan stabilitas keamanan. Kekuasaan Taliban runtuh pada 2001 karena diserbu AS dan NATO.
(Red/03)