OFFENSIF ISIS DARI KHURASAN ?.

Jakata – ISIS msrupakan gerakan teroris dunia yang pusatnya ada di kawasan Timur Tengah. Walaupun ISIS  berada di Timur Tengah, namun sangat mempengaruhi gerakan-gerakan radikalusme di belahan dunia. Indonesia yang memiliki penduduk muslim mayoritas menjadi sasaran empuk gerakan propganda ISIS.

KH. As’ad Said Ali, mantan Wakil Inteljen Negara, menjelaskan menjelang hancurnya ISIS di Iraq dan Syria pada 2019, Abdullah Al Bagdadi menyerukan agar pengikutnya hijrah ke Khurasan yang meliputi beberapa bagian wilayah Iran, Afganistan, Tajikistan, Turkmensitan, Uzbekistan. Abu Walid, pengikut senior asal Klaten, dari pertahanan ISIS terakhir di kota Bagous ( perbatasan Syria – Iraq ) menyerukan hal serupa ditujukan kepada pengikut ISIS asal Indonesia.

Syaifullah, tokoh ISIS yang bersembunyi di Khurasan diduga terlibat dalam mendanai peledakan di Makasar. Melalui situs An Naba, salah seorang pimpinan ISIS Khurasan, Abu Abdullah Al Syami menyatakan bahwa ISIS terlibat aksi di Makasar tersebut.

Dua hari setelah peledakan di Makasar, ISIS juga melancarkan serangan terhadap kota Palma ( Mozambiq ) yabg terletak di perbatasan Mozambik- Tanzania. Palma merupakan kota strategis, lokasi proyek gas raksasa milik Perancis.

Perpindahan pusat kekuasaan ISIS ke Khurasan, didahului dengan kampanye secara luas tentang hadish – hadish “akhir zaman” . Kampanye tentang kemunculan Dajjal dan Imam Mahdi tersebut merupakan bagian dari penguatan landasan ideologis untuk memompa semangat perlawanan dengan mengeksploitasi makna hadist hadist tersebut.

KH. As’ad Said Ali melanjutkan,  “Selayaknya kita menambah kewaspadan. Tidak cukup dengan langkah repressip, perlu dibarengi dengan langkah preventip ( pencegahan ). Suatu perlindungan terhadap masyarakat, tentu saja dengan melibatkan para ulama, karena mereka yang memahami ajaran agama khususnya hadish akhir zaman”.

Menjadi tanda tanya besar, kenapa Offensip ISIS bersamaan dengan persiapan penarikan pasukan AS / NATO keluar dari Afganistan. Adakah kaitannya dengan konflik di Uighur ( Xin Chiang ) yang akhir akhir ini dipersoalkan oleh AS / Barat,” pungkanya, jum’at, 2/4/2021. Red.