Indonesia dapat Memimpin Dialog dan Upaya global untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim

JAKARTA,Nasinonalnews.co.id-Kamis malam, (15/4) saya selaku Kemenko Perekonomian RI. menjadi Co-Host mewakili Pemerintah Indonesia dalam pertemuan awal pejabat tinggi setingkat menteri untuk membahas persiapan KTT Perubahan Iklim atau COP 26 (Conference to the Parties yang ke 26), untuk Forest, Agriculture, and Commodity Trade (FACT).

KTT Perubahan Iklim COP26 akan dilaksanakan di Kota Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, pada Oktober 2021, di mana Inggris akan menjadi tuan rumah sekaligus memimpin KTT Perubahan Iklim ke-26 tersebut.

“Saya menyampaikan kesiapan Indonesia untuk memimpin (Co-Chair) bermitra dengan Inggris. Saya menyatakan, Indonesia dapat memimpin dialog dan upaya global untuk mengantisipasi perubahan iklim karena telah terbukti berhasil menjalankan kebijakan dan langkah konkret, terutama dalam upaya pelestarian lingkungan, mitigasi, dan adaptasi terhadap perubahan iklim,”ujar Airlangga Hartarto dalam keterangan di akun medsos.

Kepemimpinan Indonesia bersama Inggris dalam COP 26 di Glasgow nanti sangat strategis karena dapat memberikan kita kesempatan melakukan dialog terbuka antara negara-negara produsen dan konsumen, membahas berbagai inisiatif krusial terkait isu keberlanjutan (sustainability), serta dapat mempromosikan dan meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial.

Kita harus berbangga karena menjadi negara pertama yang mengimplementasikan Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) bersama Uni Eropa dan Inggris.

Negara kita juga telah berhasil menurunkan 91,84% kebakaran lahan pada tahun 2020.

Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat kebakaran hutannya seluas 3,5 juta hektar, Uni Eropa seluas 400 ribu hektar, Hutan Amazon 2,2 juta dan Australia seluas 18,6 juta. Sedangkan kebakaran hutan di Indonesia pada tahun lalu adalah seluas 300 ribu hektar.

Kita juga memahami bahwa ancaman perubahan iklim yang berdampak sosial ekonomi dan kelestarian lingkungan tak dapat diselesaikan tanpa adanya gotong royong dari seluruh negara di dunia. Maka dibutuhkan kesadaran, inisiatif, kepemimpinan sekaligus keteladanan. Saya menyebutnya sebagai Lead by Example, atau memimpinlah dengan contoh yang baik. Insya Allah Indonesia di jalan yang tepat.

(Red)03