Jakarta, Nasionalnews.co.id – KH. As’ad Said Ali, mantan WAKABIN mengatakan Mendekati selesainya penarikan pasukan Asing dari bumi Afganistan, masih belum ada titik temu tercapainya kesepakatan damai diantara Pemerintah dg Taliban. Perundingan tidak resmi yang berlangsung di Iran pada awal Juli, diantara kedua belah pihak belum mencapai kemajuan.
Ia malanjutkan. Sebaliknya dilapangan , pasukan Taliban melakukan offensip militer besar besaran. Berdasarkan pernyataan Jubir Taliban Zabibullah Mujahid pada 12 juli 2007, Taliban kini telah menguasai 125 distrik dari keseluruhan 421 distrik. Taliban juga telah mengendalikan tujuh akses diperbatasan dengan Iran, Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
Persoalan dalam perundingan yang paling krusial dan sulit adalah soal sistem politik. Berbeda dengan sistem politik demokrasi Islami yang diikuti pemerintah Afganistan, sebaliknya Taliban menolak pemilu bebas dan menghendaki sistem politik dibawah kendali Majelis Shura terdiri Ahl Al Hali Wal Aqdi ( pemerintahan dibawah ahli agama) mirip pemerintah Taliban yang digulingkan pada 2001.
“Taliban tetap berpegang teguh menolak wanita tampil sebagai pimpinan politik dan tampil dipublik misalnya dalam acara senindan budaya lainnya. Kelonggaran hanya diberikan untuk bekerja sesuai dengan kodrat wanita,” ujar KH. As’ad, Rabu, 14/7/2021..
Menurutnya. Selama dalam perundingan dengan Amerika Serikat sebelumnya, Taliban selalu menolak merespon isu kehadiran ISI, ISIK ( Islamic State in Korasan) dan Al Qaeda. Kelompok teroris tersebut selama ini bersembunyi didaerah yang dikuasai oleh Taliban.
Rusia, Iran dan Qatar berupaya ikut mendamaikan kedua belah pihak. Qatar mengeluarkan pernyataan yang menarik untuk tidak mengakui pemerintah yang dicapai melalui kekerasan militer. Taliban memang secara terbuka memprioritaskan negosiasi, tetapi dalam waktu yang bersamaan menggerakkan mesin perangnya.
Menyimak kondisi di medan perang dan relatip lemahnya upaya perdamaian internasional, opsi yang paling mungkin pada hari terakhir penarikan asing adalah, Taliban akan melancarkan offensip militer. Kalau itu terjadi, Afgan akan terbelah menjadi dua bagian yang berseteru dan sekali gus menjadi basis terorisme kelanjutan atau gabungan dari Al qaeda dan ISI serta ISIK / Islamic State In Kurasan.