Tradisi Baru PBNU Mengakomudir Kepengurusan Wanita

Jakarta, Nasionalnews.co.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027 resmi dikukuhkan Senin (31/1/2022) di Balikpapan. Pengukuhan bertepatan dengan Hari Lahir ke- 96 NU pada kalender masehi. Harlah ini mengusung tema Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagad, Membangun Peradaban.

Habib Salim Jindan .ketum IHNU (ikatan habaib nahdlatul ulama) menyampaikan ucapan selamat atas pengukuhan pengurus PBNU dan Harlah ke-96 NU.

“Selamat dan sukses atas dua gelaran acara akbar Nahdlatul Ulama, pertama Harlah ke-96 NU dan juga pengukuhan pengurus PBNU masa khidmat 2022-2027,” ucapnya, Kamis, 3/2/22.

Habib Salim Jindan juga menyampaikan harapannya untuk NU yang sebentar lagi akan berusia seabad.

“Menjelang 100 tahun Nahdlatul Ulama ini, sebagai ormas terbesar di Indonesia tentu NU telah memberikan banyak untuk umat, bangsa, dan dunia, sesuai dengan tema Harlah ke-96, Merawat Jagad, Membangun Peradaban, kita harapkan NU selalu terdepan dalam merawat dan membangun peradaban dunia,” tambahnya

Habib Salim Jindan, menyampaikan ada tradisi baru dalam pengurus PBNU masa khidmat 2022-2027.

Tradisi baru tersebut adalah mengakomudir  wanita dalam kepengurusan PBNU. Hal ini menjadi ketidakwajaran karena selama berdiri sejak tahun 1926 belum pernah ada wanita masuk dalam kepengurusan PBNU. 

Ia melanjutkan. Kalau dirunut ke belakang KH.Wahab Hasbullah sebagai salah satu pendiri NU mengnisiasi terbentuknya badan otonom muslimat dan Fatayat adalah untuk mengakomodir peranan wanita dalam NU. Jadi wadahnya sudah jelas wanita NU berada di Muslimat dan Fatayat. Hal ini tentu selaras dengan pemikiran tokoh sentral pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Hasbullah.

“Untuk itu kalau kepengurusan  PBNU masa khidmat 2022-2027, mengakomudir  wanita dalam kepengurusannya,  itu berarti kepengurusan PBNU saat ini tidak sejalan dengan pemikiran para pendiri NU,” pungkas habib. (Red 01)